Wednesday, June 17, 2009

Refleksi Kata Hati Ibu, Di dalam Doa Imajiner Ibu Ratih..

De' Rafi...

waktu ibu baca doa imajiner ibu ratih sang ini....ibu malu banget...
kalimat2 awal ibu membaca doa ini, jujur ibu juga ikut meng-Amin-kan...berharap doa ini merupakan doa yang terbaik yang bisa seorang ibu panjatkan untuk anak2nya, untuk keluarganya, dan keturunannya...

masih di awal2 doa, ibu masih menemukan satu kesamaan visi, satu kesamaan keinginan & harapan ibu seperti halnya harapan & doa Ibu Ratih Sang....

Doa yang simple, dengan kata2 sederhana yang bisa di lontarkan seorang ibu...

Tetapi...kebawahnya, setelah membaca semua...ibu jadi malu...ibu jadi malu sendiri...
sama halnya dengan malunya ibu ratih sang, yang udah membuat doa ini....dan mengucapkannya..

sama dengan perasaan malu ibu, yang membaca doa ini dan ikut meng-amin-kan doa ini dan berharap semuanya bisa dikabul ALLAH....

tapi Allah...maafin hambamu ini Ya Allah..

ibu malu anak-ku....
karena ternyata doa ini juga membuka pikiran ibu...
doa ini juga jadi awal refleksi bagi diri ibu, jadi cerminan ibu....kalau tidak sepantasnya ibu terlalu banyak menuntut ke ALLAH,

tidak sepantasnya ibu ini mengharapkan & merencanakan semua di awal titik2 kehidupan anak2 ibu....

tidak sepantasnya ibu, berdoa dan menuntut semua ini, dikalau....
ibu sendiri masih belum bisa menjaga diri ibu,
ibu sendiri masih belum bisa menjaga & menutup aurat ibu, untuk bisa memberikan contoh & panutan untuk anak2 ibu nanti...

ibu juga malu karena ternyata ibu sadar, ibu masih belum lagi menapaki jalan2 selanjutnya...
ibu masih di titik awal, bagi seorang ibu untuk mengharap & menuntut lebih...

masih panjang jalan ibu untuk bisa ibu menuntut & meminta kepada Yang Khalik...
kepada yang Maha Memiliki....ALLAH....

ibu hanya bisa berdoa :

Ya Allah.....berikanlah aku kesempatan untuk dapat menjaga, mendidik anak2 hamba dan keturunan hamba ya Allah, agar mereka bisa menjadi anak2 yang sholeh-sholehah, agar mereka bisa menjadi anak2 yang memiliki hati yang bening,....

Ya Allah....berikanlah aku kesempatan untuk menanamkan & mendidik & mengajarkan mereka betapa hebatnya, betapa besar syafaat yang Engkau telah tuliskan di kitab sucimu, Alquranul Karim....

ya Allah,...ijinkan aku untuk menanamkan kecintaan di hati anak2-ku dan keturunanku kelak, kecintaan & kerinduan yang mendalam untuk mendapatkan ridho & syafaatmu, kecintaan yang mendalam terhadap junjungan kami,nabiMu ya Allah...Muhammad SAW....ijinkan aku yah Allah...

Ya Allah, ... berikan kemudahan, kelapangan & petunjukmu, dalam mendidik anak2-ku
agar mereka bisa menjadi manusia yang lebih baik dari kedua orangtuanya...
agar mereka bisa menjadi hamba2Mu yang Engkau Cintai, di dunia & di akherat kelak...

Ya Allah...terlalu banyak doa & harapan di hati seorang ibu, yang hina seperti aku ini...
tidak akan cukup aku tuliskan.....

tapi aku mohonkan ya Allah....mohonkan yang terbaik bagi anak2-ku, bagi keluargaku..
agar kami bisa menjadi keluarga yang Bahagia Dunia & Selamat di Akherat...AMIN.....

AMIN....AMIN...Ya Robbal Alami'en....


Sebuah Doa Sederhana seorang ibu untuk anak2nya, yang menjadi cerminan pembelajaran ibu

insya allah, semoga Allah meridhoi...supaya ibu diberikan kemudahan, kelancaran & ketetapan hati untuk bisa memperbaiki diri ibu, supaya bisa memberikan yang terbaik dunia & akherat bagi anak2 ibu...AMIN....

***********************************************************************************
Doa Imajiner (Ratih Sang)

Doa yang kupanjatkan ketika selesai menikah:
“Ya Allah beri aku anak yang sholeh dan sholehah, agar mereka dapat mendoakanku ketika nanti aku mati dan menjadi salah satu amalanku yang tidak pernah putus.”

Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku lahir:
“Ya Allah beri aku kesempatan menyekolahkan mereka di sekolah Islami yang baik meskipun mahal, beri aku rizki untuk itu ya Allah….”

Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku sudah mulai sekolah:
“Ya Allah….. jadikan dia murid yang baik sehingga dia dapat bermoral Islami, agar dia bisa khatam Al Quran pada usia muda.”

Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku sudah beranjak remaja:
“Ya Allah jadikan anakku bukan pengikut arus modernisasi yang mengkhawatirkanku. Ya Allah aku tidak ingin ia mengumbar auratnya, karena dia ibarat buah yang sedang ranum.”

Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku menjadi dewasa:
“Ya Allah entengkan jodohnya, berilah jodoh yang sholeh pada mereka, yang bibit, bebet, bobotnya baik dan sesuai setara dengan keluarga kami.”

Doa yang kupanjatkan ketika anakku menikah:
“Ya Allah jangan kau putuskan tali ibu & anak ini, aku takut kehilangan perhatiannya dan takut kehilangan dia karena dia akan ikut suaminya.”

Doa yang kupanjatkan ketika anakku akan melahirkan:
“Ya Allah mudah-mudahan cucuku lahir dengan selamat. Aku inginkan nama pemberianku pada cucuku, karena aku ingin memanjangkan teritoria wibawaku sebagi ibu dari ibunya cucuku.”

Ketika kupanjatkan doa-doa itu, aku membayangkan Allah tersenyum dan berkata……

“Engkau ingin suami yang baik dan sholeh sudahkah engkau sendiri baik dan sholehah?
Engkau ingin suamimu jadi imam, akankah engkau jadi makmum yang baik?”

“Engkau ingin anak yang sholehah, sudahkah itu ada padamu dan pada suamimu.
Jangan egois begitu……masak engkau ingin anak yang sholehah hanya karena engkau ingin mereka mendoakanmu….tentu mereka menjadi sholehah utama karena-Ku, karena aturan yang mereka ikuti haruslah aturan-Ku.”

“Engkau ingin menyekolahkan anakmu di sekolah Islam, karena apa?…… prestige? …… atau….engkau tidak mau direpotkan dengan mendidik Islam padanya?Engkau juga harus belajar, Engkau juga harus bermoral Islami,Engkau juga harus membaca Al Quran dan berusaha mengkhatamkannya.”

“Bagaimana engkau dapat menahan anakmu tidak menebarkan pesonanya dengan mengumbar aurat, kalau engkau sebagai ibunya jengah untuk menutup aurat?Sementara engkau tahu Aku wajibkan itu untuk keselamatan dan kehormatan umat-Ku.”

“Engkau bicara bibit, bebet, bobot untuk calon menantumu,seolah engkau tidak percaya ayat 3 & 26 surat An Nuur dalam Al Quran-Ku.Percayalah kalau anakmu dari bibit, bebet, bobot yang baik maka yang sepadanlah yang dia akan dapatkan.”

“Engkau hanya mengandung, melahirkan dan menyusui anakmu.Aku yang memiliki dia saja, Aku bebaskan dia dengan kehendaknya.Aku tetap mencintainya, meskipun dia berpaling dari-Ku, bahkan ketika dia melupakan-Ku. Aku tetap mencintainya.”

“Anakmu adalah amanahmu, cucumu adalah amanah dari anakmu,berilah kebebasan untuk melepaskan busur anak panahnya sendiri yang menjadi amanahnya.”

Lantas…… aku malu…… dengan imajinasiku sendiri….
aku malu……aku malu akan tuntutanku…….
Maafkan aku ya Allah……lantas aku malu dengan imajinasiku sendiri.

(Ratih Sanggarwati, Gunung Geulis, 25 Desember 2002)

No comments:

Post a Comment